Jumat, 09 Maret 2018

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN



A. MANUSIA DAN PENDIDIKAN
   Pengertian Manusia Sebagai Makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan religius harus dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam masyarakat. Manusia mempunyai arti hidup secara layak jika ada diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
   Guna meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang formal, informal, maupun nonformal.
   Dalam kenyataannya, manusia menunjukkan bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orang tua dan anak. Sebagai makhluk individu manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya.
   Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Sebagai makhluk individu manusia mempunyai  suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat menigkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
   Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial adalah manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia yang selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Tidak hanya terbatas pada segi fisik saja, manusia juga mempunyai perasaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dan suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
   Perkembangan Manusia Sebagai Makhluk Susila adalah manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya. Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan pula manusia dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat.
   Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah atau lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagai tempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan.
   Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak. Keluarga yang menghadirkan  anak ke dunia, secara kodrat bertugas mendidik anak. Kebiasaan-kebiasaan yang ada dikeluarga akan sangat membekas dalam diri individu setelah individu makin tumbuh berkembang. Selanjutnya pengaruh dari sekolah dan masyarakat yang akan tertanam dalam diri anak. Masyarakat merupakan tempat kedua bagi individu dalam berinteraksi. Karena keluarga terdapat dan berkumpul dalam suatu masyarakat. Secara sadar atau tidak keadaan masyarakat cukup memberi pengaruh kepada kepribadian seseorang. Kedudukan individu dalam masyarakat merupakan kondisi atau situasi yang tidak dapat dihindari karena individu juga merupakan makhluk social yang pasti membutuhkan manusia lain dalam hidupnya.
   Pendidikan mutlak harus ada pada manusia karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain individu dapat hidup dengan baik. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing.[1]


B.      HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN
Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dimanapun manusia berada pasti akan membutuhkan pendidikan, hal ini disebabkan karena fungsi utama pendidikan adalah memanusiakan manusia, yaitu mengembangkan seluruh potensi manusia yang ada ke arah yang lebih baik. Pendidikaan tidak akan berjalan jika tidak ada manusia, baik manusia yang menjalankan pendidikan tersebut maupun manusia yang akan di didik.
   Pada masa permulaan berdirinya system pendidikan, tugas kependidikan adalah mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran yaitu membaca, menulis dan berhitung. Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan tuntunan hidup manusia, maka tugas tersebut semakin bertambah dan meluas. Keterampilan atau kemampuan manusia pada prinsipnya terletak pada kemampuan tangan manusia itu sendiri. Bila dilihat dari segi pedagogis manusia dipandang sebagai homo ekodandum yaitu makhluk yang harus dididik. Manusia tidak dapat terlepas dari potensi psikologis yang dimiliknya secara individual dengan manusia lainnya. Dengan berbeda-beda kemampuan itulah pendidikan melakukan seleksi melalui proses keependidikan atas pribadi manusia.[2]

C.      FUNGSI PENDIDIKAN
   Fungsi pendidikan adalah serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan.
   Fungsi pendidikan kelurga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan, nilai moral dan keterampilan.
   Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap.
   Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien, dan efektif.[3]
   Menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki macam fungsi sebagai berikut:
a.      Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
b.      Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
c.       Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat  yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai ketuhanan dan kesatuan suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.[4]
Menyikapi fungsi pendidikan menurut Hasan langgulung tersebut diatas, bahwa pendidikan mempunyai tugas penting dalam meyiapkan calon-calon atau generasi baru yang siap mengelola dan berperan aktif dalam masyarakat pada masa yang akan datang, kemudian melangsungkan pengkaderan manusia untuk melanjutkan estafet kehidupan melalui transfer ilmu pengetahuan dari para orang tua ke generasi muda, dan yang tak kalah penting adalah mempertahankan kelangsungan kebudayaan dan peradaban yang harus berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat.
   Menurut Havelock & Huberman, sistem pendidikan suatu negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut[5]:
·         Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
·         Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya.
·         Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik.
·         Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan.





D.     FUNGSI PENDIDIKAN BAGI PERKEMBANAGAN MANUSIA
Menurut seorang pakar pendidikan Bogardus memberikan fungsi pendidikan melaui dua macam yaitu pendidikan berfungsi untuk memberantas kebodohan, bahwa melaui proses pendidikan seorang peserta didik akan diberi pelajaran mengenai cara belajar membaca dan menulis kemudian mengembangkan pengetahuan dan kemampuan intelektual. Ketika hal tersebut diatas diperoleh peserta didik, maka akan tercipta hasil budi, yang kemudian menghasilkan tindakan untuk memilih baik dan buruk serta memahami arti kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
   Serta fungsi yang kedua adalah melalui pendidikan akan menghilangkan kesalah pengertian, bahwa pendidikan akan memberikan pemahaman bahwa selain kebudayaan yang dimiliki dan berada dalam lingkungan satu individu, terdapat kebudayaan lainnya. Jika individu memahami hal tersebut, maka akan mengerti hakikat hidup dalam bermasyarakat yang menghargai dan bersosial.
   Dalam fungsi pendidikan yang lain bahwa, pendidikan turut adil dalam memberikan corak dan arah pada kehidupan pada masyarakat mendatang. Sesuai penjelasan diatas dengan pendidikanlah bibit atau penerus masa depan yang di didik dan dibina minat dan bakat sesuai tempat dan keadaan serta keperluan masa depan. Jika salah dalam mendidik maka akan tercipta generasi-generasi yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
   Fungsi pendidikan bagi perkembangan manusia adalah bahwa pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang. Dengan demikian, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi baru pemuda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri tapi juga sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang dalam pendidikan mereka atau tidak menyadari adanya perkembangan-perkembangan disetiap cabang pengetahuan manusia.
   Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tidak mau pendidikan harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut, apabila pendidikan tidak didisain mengikuti irama perubahan, maka pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri.
   Bagi perkembangan manusia pendidikan adalah transformasi budaya dari generasi ke generasi, mempertahankan unsur-unsur esensi dari kebudayaan dengan membuka diri pada unsur positif dari luar. Pendidikan bertanggung jawab terhadap generasi masa kini, artinya pendidikan tidak dapat pejam mata terhadap pengangguran dan harus mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan. Dalam tugas yang paling berat pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan dalam perkembangan kehidupan, yang dulu hidup dalam keadaan tradisional harus mempersiapkan generasi yang mampu menerobos kehidupan modern dan berperan aktif.[6]


[1] Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Manusia, (jakarta:Gaya Media Pratama Jalaluddin,2012),121-124.
[2]Prof.Dr.Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, PT Rineka Cipta,2012.hlm178-180.
[3] Prof.Dr.Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, PT Rineka Cipta,2012.hlm168-172.
[5]Drs.M.Ngalim Purwanto MP, IlmuPendidikan Teoritis dan Praktis, PT.Remaja Rosdakarya,2006.hlm16-17.
[6]NS Rosi, Fungsi Pendidikan Bagi Perkembangan Manusia, Prenada Media Russel,2011.

1 komentar: